Tuesday 7 July 2015

catatan mas danu : tentang karyawan

Setan dalam ujud "malaikat"

Seorang karyawan baru dan sangat lugu dalam sebuah pekerjaan baru ,terjebak pada persoalan konflik intern perusahaan tempat ia bekerja. Entah melibatkan diri ataupun terlibat, ia lantas berpihak pada salah satu pimpinan yang dirasa benar dlm permasalahan tsb, lantas ia mendedikasikan seluruh waktunya berpusat pada pimpinan yg dilihat dan dikesankan  "putih" tsb
Tetapi dunia kantor adalah "rumah panas" dimana teramat sulit dibedakan benar-salahnya oleh karyawan baru tsb.

Gayung bersambut, karyawan tsb rajin memberikan info ttg perkembangan di lapangan hingga tercipta kedekatan antara bawahan dan pimpinan tersebut. ( maksud kedekatan adalah ketika pimpinan hanya memanfaatkan dan karyawan lugu merasa dekat-red).
Semakin dekat jalinannya, semakin kagumlah karyawan lugu tsb kpd sosok pimpinannya yg dilihat kasat mata sbg pimpinan yg bersih, benar sekaligus pintar. Tak hanya itu saja, pimpinan tsb memberikan contoh bgm mlkn ibadah dengan rajin dan taat dlm praktik kesehariannya.

Alih-alih, sang pimpinan idola tsb berniat keluar dari lingkaran konflik internal perusahaan dibuktikan dengan surat resmi pengunduran diri. Tak sampai disitu, pimpinan tsb mengajak karyawan lugu tsb untuk juga mlkn hal sama yg dilakukannya, resign. Pertanyaan "kapan resign" berlangsung hampir 6x, baik melalui email juga bbm. Dalam kurun waktu pemikiran untk bertahan apa ikut saran mantan pimpinannya tsb sang mantan pimpinan mengatakan bahwa karyawan tsb tdk perlu berlama-lama berkubang  di peciren ( terjemahan: limbah pembuangan ). Atas dasar bingung, terdesak dan juga solidaritas, maka karyawan tsb pun berpihak pada saran mantan pimpinannya tsb lantas  menuliskan surat resign. Sblm diserahkan scr resmi ke bag personalia, karyawan lugu memfoto surat resign tsb, mengirimkan via bbm ke mantan boss dan sang boss pun merespon balasan dengan kata: "bagus".

"Bulan madu" pun berlangsung ditengah- tengah karyawan lugu dan pimpinan sdh sama-sama resign. Hubungan semakin intim layaknya teman meskipun keduanya  terpaut 25 an tahun. Waktu berselang, tidak lama, ketika akhirnya karyawan tsb penasaran dan  menanyakan lagi kpd mantan pimpinan tsb, apa motivasi pimpinan tsb menyuruh ia keluar kerja. Pimpinan tsb lantas membalas melalui email yg mengatakan bahwa ia tidak pernah menyuruh karyawan tsb keluar dari pekerjaannya.

Bagai petir disiang bolong, karyawan tsb shock, stress dan bengong atas jawaban pimpinan tsb. Disatu sisi ia membawa bukti berupa email dan copy chat bbm atas anjuran keluar kerja oleh pimpinan tsb. Disatu sisi karyawan lugu tsb tidak pernah sekalipun merengek meminta pekerjaan pengganti, ia hanya meminta penjelasan dibalik itu semua.

Kisah apes karyawan lugu sampai disini  saja, saya tidak tega melanjutkan ceritanya. membayangkan saja tidak sanggup betapa hancurnya hati sang karyawan lugu tsb setelah sadar ia salah memberikan loyalitas dan salah mempercayai orang hanya tertipu polesan hal lahiriah! Kasihan nasib sang karyawan lugu dibanting dan ditikam oleh boss yg dimata karyawan lugu tsb nampak terlihat lurus dan suci.
Bila dikatakan sebuas-buasnya induk singa tidak akan memangsa anaknya, terpatahkan ketika seorang bapak telah memangsa anaknya. Sedih dan nelangsa dalam prakik dunia kerja di jakarta yg kejam dan tak kenal ampun.....

***

Dari cerita diatas, saya ingat ceramah seorang rohaniwan bahwa ketika Tuhan bekerja, setanpun ikut bekerja. Hal tsb ditegaskan dalam sebuah perumpaan tentang tanaman gandum yg tumbuh bersama ilalang. Maka setiap kali Tuhan berkarya, setanpun menjiplak, meniru, memelintir, membelokkan dan memalsukannya.
"Ketika benih itu ditabur, lalu bertunas yang diantaranya ada benih iblis." Demikian pekerjaan iblis menjungkir balikkan dunia dg kekacauan dan kebinasaan.

Judul "Setan dalam ujud malaikat" tentu saja ini hanya kiasan belaka bkn dalam arti yang sesungguhnya. Kiasan ini hanya sekedar menggambarkan perbuatan jahat yg dibungkus dengan kebaikan, bukan yang sesungguhnya; pura-pura; kepura-puraan, mirip, asli tapi palsu atau menyerupai tiruannya.

Setan hadir bkn dlm rupa rupa menakutkan tapi yg berbahaya justru ketika hadir dlm manifestasi yg beraneka ragam perilaku dlm diri manusia modern. Karakter setan sdh jelas, ia hanya mementingkan diri sendiri dan sama sekali tak berbelas kasihan. Selain itu buah karya setan sdh jelas: akar pahit, pengkianatan, kekecewaan, penipuan, kebohongan, penyangkalan diri dsbnya. Sementara gambaran sifat malaikat adalah kebalikan dari kepemilikan karakter setan itu sendiri. Lalu setan berusaha keras menyamai Tuhan untuk penugasan pengelabuhan kpd manusia dlm penjelmaan manifestasi perbuatan manusia. Tidak heran jika setan tsb seolah-olah mirip rupa rupa orang suci dan saleh, kata-kata yg keluar dari mulutnya terdengar manis dan menyenangkan telinga, bisa jadi ia adalah pegiat agama, atau termasuk pelaku perintah agama. Maka bagi yang tidak cermat, bukan tidak mungkin akan terpedaya oleh kedoknya karena ia datang hanya memporak-porandakan, mengacau-balau kan, menebarkan keputus-asaan lalu pergi berlalu setelahnya. Bagi yang terlena dan terkena jeratnya, sdh tentu akan cedera jiwanya.

Setan juga hadir dan bersemayam pada jiwa-jiwa yg sombong, jiwa-jiwa yg menghamba materialisme, jiwa-jiwa yg mengandalkan kemampuan sendiri juga jiwa-jiwa yang melogika Tuhan sebatas kemampuan akalnya. Setan atau iblis menyukai jiwa-jiwa dg spesifikasi seperti itu dan tetap membiarkan jiwa-jiwa tsb normal menjalankan agamanya ( mlkn doa, mlkn ritual,ibadah ataupun membaca ayat suci ).

Bagi karyawan lugu tsb, ini adalah moment terbesar untuk belajar hidup yang sesungguhnya. Pembelajaran dengan ujian nyata. Belajar hidup adalah suatu kondisi yang tak ada putusnya, ia dilakukan tanpa henti tak kenal lelah dan sekaligus sebuah tugas tiap individunya. Sebab kalau berhenti, ia sdh tidak hidup lagi. Demikian pula dalam seperjalanan yg tdk luput dari kerikil-kerikil tajam yg menancap di kaki-kaki sepanjang perjalanan hidup setiap orangnya dlm laku yg berbeda-beda dlm perjalanan ziarahnya.

Belajar hidup tentu tidak mudah dan tidak mulus begitu saja, ia mengalami jatuh bangun: ada kalanya salah jalan, tersesat, salah menjatuhkan pilihan, salah menjatuhkan loyalitas kepada orang yg tidak tepat, salah mempercayai orang, salah mengambil keputusan, salah mempercayai sesuatu, salah berteman dan seribu kesalahan lainnya yg telah diperbuat yg menyakitkan dan bisa menciderai diri sendiri.

Tentu, kesalahan demi kesalahan seharusnya menjadi sebuah pembelajaran, bukan justru menjadi seekor keledai yg selalu masuk ke lubang yg sama kedua kali.

Seharusnya, kesalahan yg pernah terjadi tidak layak mendapat tempat untuk diratapi, ia harus sesegera diperbaiki. Maka lebih baik pernah terjadi kesalahan daripada tidak pernah mengalami salah sama sekali. Sebab orang yg tidak pernah melakukan kesalahan dan tidak segera memperbaiki ibarat seorang manusia yg selamanya menjadi bayi. Tetapi yg pernah berbuat salah dan memperbaikinya, ia naik kelas.

Untuk memperbaiki kesalahan jg memperbanyak diri dg memperbanyak  pengetahuan, dibutuhkan komitmen hati dan akal budi dan mawas diri. Kekuatan manusia terbatas, tetapi Kuasa Tuhan tiada batasnya, dan Tuhan sudah membekali dengan hikmat dan akal budi untuk diasah terus menerus.

Sebagai penghiburan, sang karyawan lugu tsb saya ibaratkan seorang siswa yang hendak membuat sebilah keris yg indah, ia tak ragu menghabiskan banyak besi untuk menjadi satu buah saja sebilah keris yg indah. Belajar hidup butuh sebuah pengorbanan yang terkadang  disertai rasa pedih mendalam.

"Dont trust anybody" sepertinya semboyan pembelajaran yg lumayan cocok untk sang karyawan lugu, itu artinya sebuah tugu pengetan, bahwa  ia harus total mempercayakan hidupnya bukan pada menungso ( manusia), tapi hanya pada Sang Khalik, Tuhan Yang Maha Esa, Sang Penebus, Allah Empunya dunia seisinya.

Sampai disini, saya menyarankan kpd karyawan lugu tsb untk sepenuhnya mengampuni mantan pimpinannya tsb agar justru tak ada luka batin maupun akar pahit, karena selama ada dendam, ada kebencian, ada rancangan kejahatan dibalas dengan kejahatan, disitulah iblis nimbrung ikut berkarya. Saya senang karena akhirnya sang karyawan tsb sdh mengampuni bekas pimpinannya tsb,  bahkan tetap menyayanginya layaknya seorang anak yg sayang kepada bapaknya. Sebab Tuhan itu baik maka manusia tdk boleh jahat apalagi membalas kejahatan dengan kejahatan yg adalah keinginan dagingiah, sebab jika itu dilakukan, berarti ada yg salah dengan sebuah didikan. Dan apabila dilakukan, ia akan seperti garam yg kehilangan asinnya.

Huffft... Hidup itu indah, tak ada ruang untuk ragu.

Salam/ Daniel Nugroho

( didedikasikan untuk Agung Sedayu (AS), kisah yg diangkat dari kejadian nyata atas penderitaan yg pernah terjadi pada interaksi antar manusia, agar menjadi pelajaran bagi siapa saja ).

No comments:

Post a Comment